Jumat, 04 Januari 2013

Angkah Kejadian Kanker Payudara



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Kanker payudara merupakan gangguan payudara yang paling ditakuti perempuan. Salah satu penyebabnya karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium lanjut. Padahal, jika dideteksi secara dini, penyakit ini sebetulnya bisa diobati sampai sembuh. Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui. Penyebab yang ada hanya merupakan dugaan-dugaan, biasa disebut sebagai faktor-faktor resiko terkena kanker payudara (Boyles, 2008).
Pada tahun 2010 WHO (World Health Organization) memperkirakan angka kejadian yang terkena kanker payudara       terdapat 11 juta dan tahun 2030 akan bertambah menjadi 27 juta kematian akibat kanker (Yohannes, 2008).
Menurut data Pathology Based Cancer Registry yang dilakukan oleh ikatan patologi anatomi Indonesia yang bekerja sama dengan yayasan kanker Indonesia, kanker payudara di Indonesia menduduki peringkat kedua dari semua jenis kanker yang sering diderita. Karenanya, perkembangannya harus dicermati. Sementara itu, di Amerika Serikat beberapa Negara maju lainnya, kanker payudara menduduki peringkat pertama (Luwia, 2009).
Laporan terbaru dari International Agency for Research on Cancer (IARC) mengeksplorasi beban kanker secara global, yang diperkirakan akan menjadi penyebab kematian utama pada tahun 2010.Laporan ini memperkirakan bahwa pada tahun 2030, 27 juta kasus kanker baru      dan 17 juta kematian akibat kanker akan terjadi tiap tahunnya diseluruh dunia. Berdasarkan angka diagnosis kanker kemungkinan akan meningkat 1% tiap tahunnya, begitu pula kematian akibat penyakit ini. China, Rusia, dan India diperkirakan akan memiiki peningkatan kanker dan kematian akibat kanker (Boyles, 2008).
Data dari yayasan kanker Indonesia pada lima tahun terakhir menyebutkan kejadian kanker payudara menempati urutan pertama 32%, dari total jumlah kasus kanker. Total penderita kanker payudara 40% berobat pada stadium awal dan 30% dari total jumlah penderita kanker terdeteksi stadium lanjut lokal, dan 30% dengan metastasis            (Haryono 2007).
Peningkatan kanker payudara yang paling signifikan seperti yang didapat dari Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2009 menujukkan, kejadian kanker payudara mencapai 21,69%, lebih tinggi dari kanker leher rahim. Di rumah sakit kanker Darmis palembang, jumlah kasus baru juga terus meningkat. tahun 2008 hanya ada 657 kasus     tahun 2009 menjadi 879 kasus. Sayangnya 60-70% pasien datang pada stadium lanjut, III atau IV, sehingga hampir setengah dari angka kejadian kanker payudara berakhir dengan kematian (Farhan, 2009).
Survei yang dilakukan yayasan kesehatan payudara Jakarta    tahun 2009 menunjukkan 80% masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara. Hanya 11,5% yang paham, ini masih ditambah dengan ketakutan payudara diangkat sampai keharusan membayar biaya berobat yang mahal sehingga banyak pasien menunda kedatangannya ke tempat pelayanan kesehatan dengan memilih mencari pengobatan alternatif (Yohanes, 2008).
Angka kejadian kanker payudara di Sulawesi Selatan menempati peringkat kedua setelah kanker rahim. Berdasarkan data dari rekam medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar jumlah pasien yang dirawat sepanjang tahun 2008 ditemukan 58 kasus kanker payudara, pada tahun 2009 ditemukan 72 kasus kanker payudara, dan pada      tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi 132 kasus kanker payudara.
Meningkatnya kejadian kanker payudara disebabkan kurangnya keinginan melakukan deteksi secara dini. Upaya untuk mengajak masyarakat melakukan deteksi dini masih banyak berasal dari kelompok-kelompok yang peduli, umumnya lembaga swadaya masyarakat, lembaga penelitian atau perorangan. Mereka datang kesuatu tempat dan kemudian memberikan penyuluhan yang diikut dengan tawaran program deteksi dini (Boyles, 2008).
Angka kejadian kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. Kanker payudara sebelum 20 tahun merupakan perkucilan dan jarang sebelum umur 30 tahun. Tetapi sesudah itu kejadiannya meningkat secara berangsur-angsur, dan terbanyak pada usia 35-50 tahun (Moore, 2008).
Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya <12 tahun resikonya 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi dari pada wanita yang menarche yang datang pada usia normal atau usia >12 tahun. sedangkan ada 28 pria yang memiliki resiko terhadap kanker payudara.
Kanker payudara pada pria tidak biasa dan tidak diperhatikan oleh media, populasi umum dan komunitas pelayanan kesehatan. Perawatan dalam segala tempat perlu untuk meningkatkan kesadaran pada kanker payudara pria diantara pria sebagaimana perempuan, terutama pria yang berada pada risiko tinggi penyakit. Mesikpun pria yang menderita kanker payudara jumlahnya kurang dari 1% dari kasus kanker payudara namun pria yang berusia antara 60 hingga 70 tahun sangat rentan terhadap penyakit. (Hawari, 2008).
Pada umumnya wanita yang belum menikah mengalami aktivitas hormon reproduksi yang tinggi, salah satunya adalah hormon estrogen. Kadar hormone yang tinggi dapat beresiko terjadinya kanker. Pada wanita yang belum pernah mempunyai anak resikonya 2-4 kali lebih tinggi dari pada wanita yang mempunyai anak, hal itu disebabkan karena wanita yang belum mempunyai anak hormonnya hanya itu-itu saja, yaitu estrogen. Sedangkan wanita yang sudah memiliki anak, bermacam-macam hormon akan bermunculan di tubuhnya dan bertindak sebagai buffer (penyeimbang) dalam tubuh (Samuel, 2009).
Beberapa kanker payudara berhubungan dengan suatu mutasi genetik yang khas. Wanita dengan mutasi gen ini memiliki peluang sebesar 80-90% untuk menderita kanker payudara. Pada penderita kanker payudara dampak yang bisa muncul yaitu kehilangan payudara karena operasi pengangkatan payudara. Selain itu, sel kanker ini juga bisa menyebar ke organ yang lainnya (Mustika, 2010).
Adapun alasan peneliti untuk melakukan penelitian di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan utama sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan yang merupakan rumah sakit tipe A, dimana rumah sakit tersebut memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta angka kejadian atau prevelensi kanker payudara dirumah sakit tersebut cukup tinggi.
Hal inilah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian tentang gambaran kejadian kanker payudara di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar karena setiap tahunnya mengalami peningkatan kanker payudara.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan urain latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1.    Bagaimana gambaran kejadian kanker payudara berdasarkan umur di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2011?
2.    Bagaimana gambaran kejadian Kanker Payudara berdasarkan paritas di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun 2011?
3.    Bagaimana gambaran kejadian Kanker Payudara berdasarkan jenis kelamin di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun 2011?
4.    Bagaimana gambaran kejadian kanker payudara berdasarkan status perkawinan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar            Tahun 2011?
5.    Bagaimana gambaran kejadian Kanker Payudara berdasarkan menarche di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun 2011?
C.   Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
                        Untuk mengetahui gambaran angka kejadian Kanker Payudara di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun 2011
2.    Tujun Khusus
a.    Diketahuinya gambaran kejadian Kanker Payudara berdasarkan umur.
b.    Diketahuinya gambaran kejadian Kanker Payudara berdasarkan paritas.
c.    Diketahuinya gambaran kejadian Kanker Payudara berdasarkan jenis kelamin.
d.    Diketahuinya gambaran kejadian Kanker Payudara berdasarkan status perkawinan.
e.    Diketahuinya gambaran kejadian Kanker Payudara berdasarkan menarche.
D.    Manfaat Penelitian
1.    Bagi Institusi Pendidikan
    Sebagai bahan informasi dan bacaan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Muhammadiyah Makassar.
2.    Bagi Instansi Tempat Meneliti
    Melengkapi informasi bagi pihak pengambil kebijakan dalam menyusun dan merencanakan berbagai program tindakan yang lebih dalam upaya pencegahan kanker payudara.
3.    Bagi Penulis
    Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam memperluas wawasan dan pengetahuan serta pengembangan diri melalui peneliti pemula.